Selasa, 05 April 2016

Model Penelitian Tindakan Kelas



Model Penelitian Tindakan Kelas

Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Penelitian Tindakan Kelas

Dosen Pembimbing :

Hanik Yuni Alfiyah, M.Pdi





http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSRk62mjbIzADIQFbJX4uW6Ixl5BykKNPWwWHeL7gwyhhgwKaEhkQ
 













Oleh    :


1.      Rizki Annur Ifnajaya              (201305260025)
2.      Sita Anggraeni                       (201305260027)
3.      Dianita Maulidiyani                (201305260048)
4.      Fitri Ika Andriyani                  (201305260049)
5.      Rahayu Kurnia                        (201305260066)




JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SUNAN GIRI
SURABAYA
2016


KATA PENGANTAR


Dengan menyebut asma Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.
Alhamdulillah berkat rahmat, taufiq, hidayah, serta inayahnya kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul Model Penelitian Tindakan Kelas”.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah abadikan kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW, karena dengan perjuangan beliau kita bisa merasakan indahnya dunia, hidup dalam naunga
Kepada pembaca yang budiman, jika terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam makalah ini, kami pribadi meminta maaf , karna kami masih dalam tahap belajar, tak lupa kami mengucapkan terimahkasih kepada semua pembacan islam serta agama paling di ridhoi oleh Allah SWT.
Selanjutnya, kritik serta saran dari pembaca sangat kami harapkan.





Sidoarjo, 25 Maret 2016




Penulis,













DAFTAR ISI





COVER....................................................................................................................            i
KATA PENGANTAR............................................................................................           ii
DAFTAR ISI............................................................................................................          iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................           1
            1.1 Latar Belakang.............................................................................           1
                        1.2 Rumusam Masalah.......................................................................           2
                        1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................           2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................           3
                   2.1 Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas....................................           3
                   2.2 Model Penelitian Tindakan Kelas................................................           7
                  
BAB III PENUTUP.................................................................................................         11
                        3.1 Simpulan......................................................................................         11
                       

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................         12



BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Pada tahun 1980 Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G) berhasil merumuskan persyaratan kemampuan bagi guru. Menurut P3G ada sepuluh kemampuan yang diperlukan bagi seorang guru yang profesional. Meskipun demikian dijelaskan pula P3G bahwa bukan hanya kemampuan profesional yang diperlukan bagi guru yang sangat demikian, melainkan diperlukan juga kemampuan lain yaitu kemampuan pribadi dan kemampuan sosial. Secara keseluruhan tiga kemampuan tersebut dikenal dengan sebutan “Tiga Rumpun Kompetensi Guru” dan kemampuan yang terkait dengan profesi guru disebut “Sepuluh Kompetensi Profesional Guru”.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, sepuluh kompetensi tersebut disempurnakan menjadi empat kompetensi yaitu (1) keperibadian (2) profesional (3) kependidikan (4) sosial. Diantara butir kompetensi profesional guru tersebut yang langsung terkait dengan kebutuhan para guru untuk promosi kenaikan pangkat dan jabatan mulai dari golongan Iva ke atas sesuai dengan yang lama adalah kompetensi profesional yaitu kemmpuan melakukan penelitian sederhana dalam rangka meningkatkan kualitas profesional guru, khususnya kualitas pembelajaran.
Pada dasarnya ada beragam penelitian yang dapat dilakukan oleh guru, diantara jenis penelitian tersebut yang diutamakan dan disarankan adalah penelitian tindakan. Dilihat dari namanya penelitian tindakan terdapat kata tindakan artinya dalam hal ini guru melakukan sesuatu. Arah dan tujuan penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru sudah jelas, yaitu demi kepentingan peserta didik dalam memperoleh hasil belajar yang memuaskan.
Dikarenakan tindakan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka harus berkaitan dengan pembelajaran. Dengan kata lain penelitian tindakan kelas ini harus menyangkut upaya guru dalam bentuk proses pembelajaran. Namun demikian, ada hal yang sangat perlu dipahami bahwa penelitian tindakan kelas bukan sekadar mengajar seperti biasanya, tetapi harus mengandung satu pengertian, bahwa tindakan yang dilakukan didasarkan atas upaya meningkatkan hasil, yaitu lebih baik dari sebelumnya.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1)    Apa konsep dasar PTK ?
2)    Apa model PTK menurut Kurt Lewin ?

1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan adapun tujuan penulisan makalah  ini adalah sebagai berikut :
1)    Untuk mengetahui konsep dasar PTK.
2)    Untuk mengetahui model PTK menurut Kurt Lewin.



BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Konsep Dasar PTK
Sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu penelitian tindakan kelas dikenal dan ramai dibicarakan dalam dunia pendidikan. Istilah dalam bahasa inggris adalah Classroom Action Research. Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas.
a.         Definisi PTK
Adapun pengertian PTK ialah :
1.    Menurut Lewin, PTK merupakan siasat guru dalam mengaplikasikan pembelajaran dengan berkaca pada pengalamnya sendiri atau dengan perbandingan dari guru lain (Tahir, 2012:77).
2.    Menurut Bahri, PTK merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengamati kejadian-kejadian dalam kelas untuk  memperbaiki praktek dalam pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses sehingga hasil belajarpun menjadi lebih baik (Bahri, 2012:8).
3.    Menurut Suyadi, PTK secara lebih sistematis dibagi menjadi tiga kata yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian yaitu kegiatan mengamati suatu objek tertentu dengan menggunakan prosedur tertentu untuk menemukan data dengan tujuan meningkatkan mutu. Kemudian tindakan yaitu perlakuan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu. kelas adalah tempat di mana sekelompok peserta didik menerima pelajaran dari guru yang sama (Suyadi, 2012:18).
4.    Menurut Sanjaya, secara bahasa ada tiga istilah yang berkaitan dengan penelitian tindakan kelas (PTK), yakni penelitian, tindakan, dan kelas. Pertama, penelitian adalah suatu perlakuan yang menggunakan metologi untuk memecahkan suatu masalah. Kedua, tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan yang dilakukan oleh guru untuk memperbaiki mutu. Ketiga kelas menunjukkan pada tempat berlangsungnya tindakan (Sanjaya, 2010:25).
5.    Menurut John Elliot, PTK adalah peristiwa sosial dengan tujuan untuk meningkatkan kualiatas tindakan di dalamnya. Di mana dalam proses tersebut mencakup kegiatan yang menimbulkan hubungan antara evaluasi diri dengan peningkatan profesional.
6.    Menurut Kemmis dan Mc. Taggart, PTK adalah gerakan diri sepenuhnya yang dilakukan oleh peserta didik untuk meningkatkan pemahaman (Sanjaya, 2010:25).
7.    Menurut Arikunto, PTK adalah gabungan pengertian dari kata “penelitian, tindakan dan kelas”. Penelitian adalah kegiatan mengamati suatu objek, dengan menggunakan kaidah metodologi tertentu untuk mendapatkan data yang bermanfaat bagi peneliti dan dan orang lain demi kepentingan bersama. Selanjutnya tindakan adalah suatu perlakuan yang sengaja diterapkan kepada objek dengan tujuan tertentu yang dalam penerapannya dirangkai menjadi beberapa periode atau siklus. Kelas adalah tempat di mana sekolompok siswa belajar bersama dari seorang guru yang sama dalam periode yang sama (Suyadi, 2012:18).
Berdasarkan beberapa pemahaman mengenai PTK diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu pengamatan yang menerapkan tindakan didalam kelas dengan menggunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang dilakukan dalam beberapa periode atau siklus. Berdasarkan jumlah dan sifat perilaku para anggotanya, PTK dapat berbentuk individual dan kaloboratif, yang dapat disebut PTK individual dan PTK kaloboratif. Dalam PTK individual seorang guru melaksanakan PTK di kelasnya sendiri atau kelas orang lain, sedang dalam PTK kaloboratif beberapa orang guru secara sinergis melaksanakan PTK di kelas masing-masing dan diantara anggota melakukan kunjungan antar kelas.

b.        Manfaat PTK
Adapun manfaat PTK ialah :
1.    Memecahkan permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas sehingga tercipta perbaikan dan peningkatan mutu dan kualitas pembelajaran.
2.    Peningkatan kinerja siswa di sekolah.
3.    Peningkatan dan perbaikan kualitas dan pengembangan kompetensi siswa di sekolah.
c.         Karakteristik PTK
Berdasarkan pada pengertian di atas, PTK memiliki karakterlistik tersendiri sebagai pembeda dengan penelitian-penelitian lainya. Adapun beberapa karakter tersebut adalah :
1.    PTK hanya dilakukan oleh guru yang memahami bahwa proses pembelajaran perlu diperbaiki dan ia terpanggil jiwanya untuk memberikan tindakan-tindakan tertentu untuk membenahi masalah dalam proses pembelajaran dengan cara melakukan kolaborasi. Menurut Usman (Daryanto, 2011:2), guru dengan kompetensi tinggi merupakan seorang yang memiliki kemampuan dan keahlian serta keterampilan dalam bidangnya. Sehingga Ia dapat melakukan fungsi dan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik dengan maksimal.
2.    Refleksi diri, refleksi merupakan salah satu ciri khas PTK yang paling esensial. Dan ini sekaligus sebagai pembeda PTK dengan penelitian lainnya yang menggunakan responden dalam mengumpulkan data, sementara dalam PTK pengumpulan data dilakukan dengan refleksi diri (Tahir, 2012:80).
3.    PTK dilaksanakan di dalam kelas sehingga interaksi antara siswa dengan guru dapat terfokuskan secara maksimal. Kelas yang dimaksud di sini bukan hanya ruang yang berupa gedung, melainkan tempat berlangsungnya proses pembelajaran antara guru dan murid (Suyadi, 2012:6).
4.    PTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara berkesinambungan di mana setiap siklus mencerminkan peningkatan atau perbaikan. Siklus sebelumnya merupakan patokan untuk siklus selanjutnya. Sehingga diperoleh model pembelajaran yang paling baik (Daryanto, 2011:6).
5.    PTK merupakan salah satu indikator dalam peningkatan profesionalisme guru, karena PTK memberi motivasi kepada guru untuk berfikir kritis dan sistematis, membiasakan guru untuk menulis, dan membuat catatan yang dapat. Di mana semua itu dapat menunjang kemampuan guru dalam pembelajaran (Daryanto, 2011:6).
6.    PTK bersifat fleksibel sehingga mudah diadaptasikan dengan keadaan kelas. Dengan demikian proses pembelajaran tidak monoton oleh satu model saja (Tahir, 2012:81).
7.    PTK menggunakaan metode kontekstual. Artinya variabel-variabel yang akan dipahami selalu berkaitan dengan kondisi kelas itu sendiri. Sehingga data yang diperoleh hanya berlaku untuk kelas itu saja dan tidak dapat digeneralisasikan dengan kelas lain (Tahir, 2012:81).
8.    PTK dalam pelaksanaannya terbikai dalam beberapa pembagian waktu atau siklus (Sukardi, 2011:212).
9.    PTK tidak diatur secara khusus untuk memenuhi kepentingan penelitian semata. Melainkan harus disesuaikan dengan program pembelajaran yang sedang berjalan di kelas (Sanjaya, 2010:34).
d.        Prinsip PTK
Beberapa prinsip yang dianut dalam PTK :
1.        Tidak mengganggu komitmen mengajar.
2.        Tidak menuntut waktu tertentu untuk pengamatan secara khusus.
3.        Metode pemecahan masalah riil.
4.        Pemecahan berorientasi pada   pemecahan masalah guru  kesehariannya.
5.        Pekerjaan guru ialah mengajarkan perlu ada peningkatan, perubahan sesuai dengan   kondisi peserta didik.
6.        Masalah penelitian didasarkan atas tanggungjawab  professional.
7.        Kepedulian yang tinggi atas prosedur etika pekerjaannya,  diketahui oleh pimpinan, disosialisasikan kepada rekan-rekan, tata krama penelitian akademik.
8.        Permasalahan tidak hanya kelas, tetapi juga mencakup perspektif visi dan misi sekolah.

2.2 Model PTK Menurut Kurt Lewin
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas dengan bagan yang berbeda namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang dilalui yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Adapun penjelasan untuk masing-masing tahapan :
1.      Tahap Perencanaan (Planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tantang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana, tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi, cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan pengamatan yang dilakukan. Dengan mudah dapat diterima bahwa pengamatan yang diarahkan pada diri sendiri biasanya kurang teliti dibanding dengan pengamatan yang dilakukan terhadap hal-hal yang berada di luar diri karena ada unsur subjektivitas yang berpengaruh yaitu cenderung menggungulkan dirinya.
Penelitian kolaborasi ini sangat disarankan kepada guru yang belum pernah atau masih jarang melakukan penlitian. Dalam penelitian kolaborasi pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan. Kolaborasi juga dapat dilakukan oleh dua orang guru, yang dengan cara bergantian mengamati. Ketika sedang mengajar dia adalah seorang guru, ketika sedang mengamati, dia adalah seorang peneliti.
Dalam tahap penyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati , kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Jika yang digunakan dalam peneliti ini bentuk terpisah maka peneliti dan pelaksana harus melakukan kesepakatan anatara keduanya. Dikarenakan pelaksana guru peneliti adalah pihak yang paling berkepentingan untuk meningkatkan kinerja, maka pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan selera dan kepentingan guru peneliti, agar pelaksanaan tindakan dapat terjadi secara wajar, realistis, dan dapat dikelola dengan mudah.
2.      Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap kedua ini pelaksanaan guru harus ingat dan berusaha pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan maksud semula.
Ketika melakukan laporan penelitiannya, peneliti tidak melaporakan seperti apa perencanaan yang dibuat karena langsung melaporkan pelaksanaan. Oleh karena itu, bentuk dan isi laporannya harus sudah lengkap menggambarkan semua kegiatan yang dilakukan, mulai dari persiapan sampai penyelesaian. Banyak diantara karya tulis yang diajukan oleh guru tidak dapat dinilai atau diterima oleh tim penilai karena isi laporannya tidak lengkap. Pada umumnya penulis merasa sudah menjelaskan tahapan metode yang dilaksanakan dalam tindakan, padahal baru disinggung dalam kajian pustaka saja, dan belum dijelaskan secara rinci bagaimana keterlaksanaanya ketika tindakan terjadi.

3.      Pengamatan (Observing)
Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Sebutan tahap ke-2 diberikan untuk memberikan peluang kepada guru pelaksana yang juga berstatus sebagai pengamat.
Ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan, karena hatinya menyatu dengan kegiatan, tentu tidak sempat menganalisis peristiwanya ketika sedang terjadi. Oleh karena itu, kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat agar melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.
4.      Refleksi (Reflecting)
Tahap keempat kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa inggris reflection yang diterjemahkan dalam bahsa indonesia pemantulan . Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Istilah refleksi di sini sama dengan memantul, seperti halnya memancar dan menatap kena kaca. Dalam hal ini guru pelaksana sedang memantulkan pengalamannya pada peniliti yang baru saja mengamati kegiatannya dalam tindakan. Inilah inti dari penelitian tindakan yaitu ketika guru pelaku tindakan siap mengatakan kepada peneliti pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian mana yang belum. Dengan kata lain, guru pelaksana sedang melakukan evaluasi diri. Apabila guru pelaksana juga berstatus sebagai pengamat yaitu mengamati apa yang ia lakukan, maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain, guru tersebut melihat dirinya kembali melakukan “dialog” untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan secara cermat mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki.
Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam refleksi terakhir, peneliti menyampaikan rencana yang disarankan kepada penliti lain apabila dia menghentikan kegiatannya, atau kepada diri sendiri apabila akan melanjutkan dalam kesempatan lain. Catatan-catatan penting yang dibuat sebaiknya rinci sehingga siapa pun yang akan melaksanakan dalam kesempatan lain tidak akan menjumpai kesulitan. 





















BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
1.       PTK adalah suatu pengamatan yang menerapkan tindakan didalam kelas dengan menggunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang dilakukan dalam beberapa periode atau siklus. Manfaat PTK yaitu untuk inovasi pembelajaran, pengembangan kurikulum di tingkat regional atau nasional, peningkatan profesionalisme pendidik. PTK memiliki karakteristik yang penting yaitu bahwa problema yang diangkat adalah problema yang dihadapi oleh guru di kelas, dapat dilihat dari bentuk kegiatan penelitian itu sendiri. Penelitian Tindakan Kelas memiliki karakteristik yang khas yaitu adanya tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. Prinsip PTK ialah: tidak mengganggu komitmen mengajar, tidak menuntut waktu tertentu untuk pengamatan secara khusus, metode pemecahan masalah riil, pemecahan berorientasi pada   pemecahan masalah guru  kesehariannya, pekerjaan guru ialah mengajarkan perlu ada peningkatan, perubahan sesuai dengan   kondisi peserta didik, masalah penelitian didasarkan atas tanggungjawab  professional, kepedulian yang tinggi atas prosedur etika pekerjaannya,  diketahui oleh pimpinan, disosialisasikan kepada rekan-rekan, tata krama penelitian akademik, permasalahan tidak hanya kelas, tetapi juga mencakup perspektif visi dan misi sekolah.
2.      Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas dengan bagan yang berbeda namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang dilalui yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi.



DAFTAR PUSTAKA


Arikunto Suharsimi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Pardjono. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Universitas Negri Yogyakarta
Suhenah. 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: IKIP











Tidak ada komentar:

Posting Komentar