Nama : Fitri Ika
Andriyani
Kelas : PGMI III
Tugas : PKN
Hak-Hak Anak dari Orang
Tua
Q.S.at-Tahrim/66:6
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ
وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ
وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (6)
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.”( Q.S.at-Tahrim/66:6).
Q.S.Luqman/31:12-19
وَلَقَدْ
آَتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا
يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ (12) وَإِذْ قَالَ
لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا (13)وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ
بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي
Artinya: ”Dan sesungguhnya telah Kami berikan
hikmah kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang
bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri;
dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi
Maha Terpuji.”(12) Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di
waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar.”(13)
QS.Al-Anfal
ayat 28
عَظِيمٌ
جْرٌأَ عِندَهُ اللَّهَ أَنَّوَ فِتْنَةٌ أَوْلَادُكُمْوَ
أَمْوَالُكُمْ أَنَّمَا وَاعْلَمُوا
Artinya
:”Dan ketahuilah bahwa hartamu dan
anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya disisi Allahlah pahala
yang besar.”2(QS.al-Anfal ayat 28).
Tafsiran
:
Sebagai orang tua yang bijaksana dan mempunyai pengetahuan yang tinggi
harus mengerti hal tersebut selain mampu mengajari anaknya untuk berpikir dan
memberikan ilmu kepada anaknya. Pendidikan akhlak biasanya dilakukan dengan
mengandalkan jasa ibu. Ini menurut Mufarakah, “disebabkan karena “peranan
bapak” dalam konteks kelahiran anak lebih ringan daripada peranan ibu.” Setelah
pembuahan, semua proses selama dalam kandungan sampai kelahiran anak dipikul
ibu. Tidak berhenti sampai disitu, tetapi masih berkelanjutan sampai proses
menyusui, bahkan lebih dari itu. Anak dalam perkembangannya selalu terpengaruh
oleh lingkungan sekitarnya. Maka dari itu, orang tua harus mampu memfilter
segala hal yang dapat berpengaruh buruk kepada diri anak. Namun jangan
sekali-kali orang tua melarang anaknya untuk bermain dengan teman-temannya,
karena larangan itu akan membuat anak menjadi tidak pandai bergaul dan
akan berdampak buruk dalam perkembangan berikutnya. Namun hendaknya orang tua
mengarahkan agar anaknya bergaul dengan teman-teman yang mempunyai akhlak yang
baik. Jadi keluarga mempunyai peran dalam pembentukan akhlak anak, oleh karena
itu keluarga harus memberikan pendidikan atau mengajar anak tentang akhlak
mulia atau baik. Hal itu tercermin dari sikap dan perilaku orang tua sebagai
teladan yang dapat dicontoh oleh an Disamping itu, dalam melakukan pendidikan
akhlak kepada anaknya, orang tua hendaknya menggunakan metode pembiasaan.
Maksudnya anak dilatih untuk berakhlak yang baik dan bertingkah laku yang sopan
kepada orang tua. Jangan sampai kedua orang tua menunjukkan kekerasan yang
terjadi antara keduanya di depan anaknya, karena hal itu akan mengakibatkan
anak meniru kekerasan tersebut dan menganggap bahwa orang tuanya tidak dapat
memberi contoh yang baik.
Dengan demikian, keluarga mempunyai kewajiban sebagai berikut :
1.
Memberi contoh kepada anak dalam
berakhlak mulia. Sebab orang tua yang tidak berhasil menguasai dirinya tentulah
tidak sanggup meyakinkan anak-anaknya untuk memegang akhlak yang diajarkannya.
Maka sebagai orang tua harus terlebih dahulu mengajarkan pada dirinya sendiri
tentang akhlak yang baik sehingga baru bisa memberikan contoh pada
anak-anaknya.
2.
Menyediakan kesempatan kepada anak
untuk mempraktikkan akhlak mulia. Dalam keadaan bagaimanapun, sebagai orang tua
akan mudah ditiru oleh anak-anaknya, dan di sekolah pun guru sebagai wakil
orang tua merupakan orang tua yang akrab bagi anak.
3.
Memberi tanggung jawab sesuai dengan
perkembangan anak. Pada awalnya orang tua harus memberikan pengertian dulu,
setelah itu baru diberikan suatu kepercayaan pada diri anak itu sendiri.
4.
Mengawasi dan mengarahkan anak agar
selektivitas dalam bergaul. Jadi orang tua tetap memberikan perhatian kepada
anak-anak, dimana dan kapanpun orang tua selalu mengawasi dan mengarahkan,
menjaga mereka dari teman-teman yang menyeleweng dan tempat-tempat maksiat yang
menimbulkan kerusakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar