Rabu, 23 November 2016

PTK Model TGT dan Motivasi Belajar

BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Motivasi Belajar
1.      Pengertian Motivasi Belajar
a.       Pengertian Motivasi
Motivasi belajar berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai “daya penggerak yang telah menjadi aktif” (Sadirman, 2001: 71). Pendapat lain juga mengatakan bahwa motivasi adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan. Pengertian motivasi belajar menurut Para Ahli :
1.      Drs. Dalyono memaparkan bahwa motivasi adalah daya penggerak untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar (Dalyono, 2005: 55).

2.      Ngalim Purwanto mengatakan bahwa motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan atau perangsang.
Dengan demikian motivasi dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan untuk terjadinya percepatan dalam mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran secara khusus.
b.      Pengertian Belajar
Belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah laku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara oleh suatu hal (Nasution, 1992: 03). Pengertian belajar menurut Para Ahli :
1.   Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang (Sudjana, 2002: 280).
2.   Djamarah mengemukakan bahwa belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari.
3.   Slameto mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 02).
Dari pendapat Para Ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah sesuatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.
2.      Ciri-Ciri Motivasi Belajar
Ciri-ciri orang yang mempunyai motivasi belajar antara lain :
1.    Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2.    Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang dicapainya).
3.    Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang dewasa” misalnya masalah agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentagan terhadap setiap tindakan kriminal, amoral dan sebagainya.
4.    Lebih senang bekerja mandiri.
5.    Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kreatif).
6.    Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
7.    Tidak mudah melepas hal yang diyakini tersebut
8.    Senang mencari dan memecahkan soal-soal (Sardiman, 2003: 83).
3.      Fungsi Motivasi Belajar
Ada tiga fungsi motivasi belajar yang dikemukakan oleh Syaiful Bahri, yaitu :
a.    Motivasi Sebagai Pendorong Perbuatan
Pada mulanya siswa tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari, muncullah minat untuk belajar. Hal ini sejalan dengan rasa keingintahuan dia yang akhirnya mendorong siswa untuk belajar. Sikap inilah yang akhirnya mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan dalam belajar. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya siswa ambil dalam rangka belajar.
b.    Motivasi Sebagai Penggerak Perbuatan
Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap siswa itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung. Siswa akan melakukan aktivitas dengan segenap jiwa dan raga. Akal dan pikiran berproses dengan sikap raga yang cenderung tunduk dengan kehendak perbuatan belajar.
c.    Motivasi Sebagai Pengarah Perbuatan
Yaitu dengan menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang mendukung guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Pada intinya manfaat motivasi dapat di simpulkan bahwa motivasi sebagai penggerak kegiatan, motivasi sebagai pendorong perbuatan, motivasi sebagai pengarah perbuatan dan motivasi sebagai penyeleksi perbuatan
4.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Adanya berbagai faktor yang mempengaruhi belajar siswa di atas, peneliti dapat memahami bahwa adanya faktor tersebut dapat memberikan suatu kejelasan tentang proses belajar yang dipahami oleh siswa. Dengan demikian seorang guru harus benar-benar memahami dan memperhatikan dan melaksanakan proses belajar mengajar harus memperhatikan faktor tersebut, baik dari psikologis, lingkungan dengan kata lain faktor intern dan ekstren.
Terkait dengan hal tersebut di atas, maka Dimyati mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain :
1.      Cita-Cita atau Aspirasi
Cita-cita merupakan satu kata tertanam dalam jiwa seorang individu. Cita-cita merupakan angan-angan yang ada di imajinasi seorang individu, dimana cita-cita tersebut dapat dicapai akan memberikan suatu kemungkinan tersendiri pada individu tersebut. Adanya cita-cita juga diiringi oleh perkembangan dan pertumbuhan keperibadian individu yang akan menimbulkan motivasi yang besar untuk meraih cita-cita atau kegiatan yang diinginkan.
2.      Kemampuan Siswa
Kemampuan dan kecakapan setiap individu akan memperkuat adanya motivasi. kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan membaca, memahami sehingga dorongan yang ada pada diri individu akan makin tinggi.
3.      Kondisi Siswa dan Lingkungan
Kondisis siwa adalah kondisi rohani dan jasmani. Apabila kondisi stabil dan sehat maka motivasi siswa akan bertambah dan prestasinya akan meningkat. Begitu juga  dengan kondisi lingkungan siswa (keluarga dan masyarakat) mendukung, maka motivasi pasti ada dan tidak akan menghilang.
4.      Unsur Dinamis dan Pengajaran
Dinamis artinya seorang individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, tempat dimana seorang individu akan memperoleh pengalaman.
5.      Upaya Guru Dalam Pengajaran Siswa
Guru adalah seorang sosok yang dikagumi dan insan yang mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan. Seorang guru dituntut untuk profesional dan memiliki keterampilan.
5.      Bentuk-Bentuk Motivasi Belajar
Adapun bentuk motivasi yang sering dilakukan di sekolah adalah memberi angka, hadiah, pujian, gerakan tubuh, memberi tugas, memberi ulangan, mengetahui hasil, dan hukuman (Djmarah, 2002: 168). Dari kutipan di atas, maka penulis dapat menjelaskan hal tersebut sebagai berikut :
a.    Memberi Angka
Memberi angka artinya sebagai satu simbol dari hasil aktifitas anak didik. Dalam memberi angka ini, semua anak didik mendapatkan hasil aktifitas yang bervariasi. Pemberian angka kepada anak didik diharapkan dapat memberi dorongan atau motivasi agar hasilnya dapat ditingkatkan lagi.
b.    Hadiah
Hadiah adalah suatu pemberian berupa kenang-kenangan kepada anak didik yang berprestasi. Hadiah ini akan dapat menambah atau meningkatkan semangat (motivasi) belajar siswa karena akan dianggap sebagai suatu penghargaan yang sangat berharga bagi siswa.
c.    Pujian
Memberikan pujian terhadap hasil kerja anak didik adalah sesuatu yang diharapkan oleh setiap individu. Adanya pujian berarti adanya suatu perhatian yang diberikan kepada siswa, sehingga semangat bersaing siswa untuk belajar akan tinggi.
d.   Gerakan Tubuh
Gerakan tubuh artinya mimik, parah, wajah, gerakan tangan, gerakan kepala, yang membuat suatu perhatian terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru. Gerakan tubuh saat memberikan suatu respon dari siswa artinya siswa didalam menyimak suatu materi pelajaran lebih mudah dan gampang.
e.    Memberi Tugas
Tugas merupakan suatu pekerjaan yang menuntut untuk segera diselesaikan. Pemberian tugas kepada siswa akan memberikan suatu dorongan dan motivasi kepada anak didik untuk memperhatikan segala isi pelajaran yang disampaikan.
f.     Memberi Ulangan
Ulangan adalah strategi yang paling penting untuk menguji hasil pengajaran  dan juga memberikan motivasi belajar kepada siswa untuk mengulangi pelajaran yang telah disampaikan dan diberikan oleh guru.
g.    Mengetahui Hasil
Rasa ingin tahu siswa kepada sesuatu yang belum diketahui adalah suatu sifat yang ada pada setiap manusia. Dalam hal ini siswa berhak mengetahui hasil pekerjaan yang dilakukannya.
h.    Hukuman
Dalam proses belajar mengajar, memberikan sanksi kepada siswa yang melakukan kesalahan adalah hal yang harus dilakukan untuk menarik dan meningkatkan perhatian siswa. Misalnya memberikan pertanyaan kepada siswa yang bersangkutan.

B.     Pembelajaran Kooperatif Model TGT
1.      Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model TGT
a.       Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu pembelajaran dengan cara peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil serta kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Dalam pembelajaran kooperatif akan tercapai sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan anatara guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, dan peserta didik dengan guru.
b.      Pengertian Model TGT
Model TGT dikembangkan pertama kali oleh David De Vries dan Keith Edward. Model ini merupakan suatu pendekatan kerja sama antar kelompok dengan mengembangkan kerja sama antar personal.
Model TGT adalah salah satu pembelajaran kooperatif yang menempatkan peserta didik dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang peserta didik yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda.
Dalam pembelajaran kooperatif model TGT ini peserta didik sebelumnya telah belajar secara individual, untuk selanjutnya belajar kembali dalam kelompok masing-masing. Kemudian mengadakan turnamen atau perlombaan dengan anggota kelompok lainnya sesuai dengan tingkat kemampuannya.
2.      Langkah-Langkah Model TGT
Secara umum ada 5 komponen utama dalam penerapan model TGT, yaitu :
1.      Penyajian Kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas atau sering juga disebut dengan presentasi kelas. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, pokok materi dan penjelasan singkat tentang LKS yang dibagikan kepada kelompok. Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah yang dipimpin oleh guru.
Pada saat penyajian kelas ini peserta didik harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu peserta didik bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game atau permainan karena skor game atau permainan akan menentukan skor kelompok.
2.      Belajar Kelompok
Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok berdasarkan kriteria kemampuan peserta didik dari ulangan harian sebelumnya, jenis kelamain, etnik dan ras. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat permainan. Setelah guru memberikan penyajian kelas, kelompok bertugas untuk mempelajari lembar kerja. Dalam belajar kelompok ini kegiatan peserta didik adalah mendiskusikan masalah-masalah, membandingkan jawaban, memeriksa, dan memperbaiki kesalahan-kesalahan konsep temannya jika teman satu kelompok melakukan kesalahan.
3.      Permainan
Game atau permainan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan materi, dan dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat peserta didik dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game atau permainan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Game atau permainan ini dimainkan pada meja turnamen atau lomba oleh 3 orang peserta didik yang mewakili tim atau kelompoknya masing-masing. Peserta didik memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Peserta didik yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan peserta didik untuk turnamen atau lomba mingguan.
4.      Pertandingan atau Lomba
Turnamen adalah struktur belajar, dimana game atau permainan terjadi. Biasanya turnamen atau lomba dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja peserta didik. Turnamen atau lomba pertama guru membagi peserta didik ke dalam beberapa meja turnamen atau lomba. Tiga peserta didik tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga peserta didik selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
5.      Penghargaan Kelompok
Setelah turnamen atau lomba berakhir, guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing tim atau kelompok akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Tim atau kelompok mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 50 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 50-40 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 40 kebawah. Hal ini dapat menyenangkan para peserta didik atas prestasi yang telah mereka buat.
3.      Kelebihan Model TGT
Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut:
1.    Model TGT tidak hanya membuat peserta didik yang cerdas lebih menonjol dalam pembelajaran, tetapi peserta didik yang berkemampuan akademi lebih rendah juga ikut aktif dan mempunyai peranan yang penting dalam kelompoknya.
2.    Dengan model pembelajaran ini, akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling menghargai sesama anggota kelompoknya.

3.    Dalam model pembelajaran ini, membuat peserta didik lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Karena dalam pembelajaran ini, guru menjanjikan sebuah penghargaan pada peserta didik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar