BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Motivasi
Belajar
1.
Pengertian
Motivasi Belajar
a. Pengertian
Motivasi
Motivasi
belajar berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai “daya penggerak yang
telah menjadi aktif” (Sadirman, 2001: 71). Pendapat lain juga mengatakan bahwa
motivasi adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan
kegiatan untuk mencapai tujuan. Pengertian motivasi belajar menurut Para Ahli :
1. Drs.
Dalyono memaparkan bahwa motivasi adalah daya penggerak untuk melakukan sesuatu
pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar (Dalyono, 2005:
55).
2. Ngalim
Purwanto mengatakan bahwa motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di
dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan atau
perangsang.
Dengan
demikian motivasi dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan untuk terjadinya
percepatan dalam mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran secara khusus.
b. Pengertian
Belajar
Belajar
dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan
timbulnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama,
dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah laku baru itu bukan
disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara oleh
suatu hal (Nasution, 1992: 03). Pengertian belajar menurut Para Ahli :
1. Belajar
adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang
(Sudjana, 2002: 280).
2. Djamarah
mengemukakan bahwa belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan secara sadar
untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari.
3. Slameto
mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 02).
Dari
pendapat Para Ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi belajar
adalah sesuatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang individu dimana ada
suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.
2.
Ciri-Ciri
Motivasi Belajar
Ciri-ciri
orang yang mempunyai motivasi belajar antara lain :
1. Tekun
menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu lama, tidak pernah berhenti
sebelum selesai).
2. Ulet
menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan
dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi
yang dicapainya).
3. Menunjukkan
minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang dewasa” misalnya masalah
agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentagan terhadap
setiap tindakan kriminal, amoral dan sebagainya.
4. Lebih
senang bekerja mandiri.
5. Cepat
bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kreatif).
6. Dapat
mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
7. Tidak
mudah melepas hal yang diyakini tersebut
8. Senang
mencari dan memecahkan soal-soal (Sardiman, 2003: 83).
3.
Fungsi
Motivasi Belajar
Ada
tiga fungsi motivasi belajar yang dikemukakan oleh Syaiful Bahri, yaitu :
a. Motivasi
Sebagai Pendorong Perbuatan
Pada
mulanya siswa tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang
dicari, muncullah minat untuk belajar. Hal ini sejalan dengan rasa
keingintahuan dia yang akhirnya mendorong siswa untuk belajar. Sikap inilah
yang akhirnya mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan dalam belajar.
Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang
seharusnya siswa ambil dalam rangka belajar.
b. Motivasi
Sebagai Penggerak Perbuatan
Dorongan
psikologis yang melahirkan sikap terhadap siswa itu merupakan suatu kekuatan
yang tak terbendung. Siswa akan melakukan aktivitas dengan segenap jiwa dan
raga. Akal dan pikiran berproses dengan sikap raga yang cenderung tunduk dengan
kehendak perbuatan belajar.
c. Motivasi
Sebagai Pengarah Perbuatan
Yaitu
dengan menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang mendukung
guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Pada
intinya manfaat motivasi dapat di simpulkan bahwa motivasi sebagai
penggerak kegiatan, motivasi sebagai pendorong perbuatan, motivasi sebagai
pengarah perbuatan dan motivasi sebagai penyeleksi perbuatan
4.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Adanya
berbagai faktor yang mempengaruhi belajar siswa di atas, peneliti dapat
memahami bahwa adanya faktor tersebut dapat memberikan suatu kejelasan tentang
proses belajar yang dipahami oleh siswa. Dengan demikian seorang guru harus
benar-benar memahami dan memperhatikan dan melaksanakan proses belajar mengajar
harus memperhatikan faktor tersebut, baik dari psikologis, lingkungan dengan
kata lain faktor intern dan ekstren.
Terkait
dengan hal tersebut di atas, maka Dimyati mengemukakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar antara lain :
1. Cita-Cita
atau Aspirasi
Cita-cita
merupakan satu kata tertanam dalam jiwa seorang individu. Cita-cita merupakan
angan-angan yang ada di imajinasi seorang individu, dimana cita-cita tersebut
dapat dicapai akan memberikan suatu kemungkinan tersendiri pada individu
tersebut. Adanya cita-cita juga diiringi oleh perkembangan dan pertumbuhan
keperibadian individu yang akan menimbulkan motivasi yang besar untuk meraih
cita-cita atau kegiatan yang diinginkan.
2. Kemampuan
Siswa
Kemampuan
dan kecakapan setiap individu akan memperkuat adanya motivasi. kemampuan yang
dimaksud adalah kemampuan membaca, memahami sehingga dorongan yang ada pada
diri individu akan makin tinggi.
3. Kondisi
Siswa dan Lingkungan
Kondisis
siwa adalah kondisi rohani dan jasmani. Apabila kondisi stabil dan sehat maka
motivasi siswa akan bertambah dan prestasinya akan meningkat. Begitu juga
dengan kondisi lingkungan siswa (keluarga dan masyarakat) mendukung, maka
motivasi pasti ada dan tidak akan menghilang.
4. Unsur
Dinamis dan Pengajaran
Dinamis
artinya seorang individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar,
tempat dimana seorang individu akan memperoleh pengalaman.
5. Upaya
Guru Dalam Pengajaran Siswa
Guru
adalah seorang sosok yang dikagumi dan insan yang mempunyai peranan penting
dalam dunia pendidikan. Seorang guru dituntut untuk profesional dan
memiliki keterampilan.
5.
Bentuk-Bentuk
Motivasi Belajar
Adapun
bentuk motivasi yang sering dilakukan di sekolah adalah memberi angka, hadiah,
pujian, gerakan tubuh, memberi tugas, memberi ulangan, mengetahui hasil, dan
hukuman (Djmarah, 2002: 168). Dari kutipan di atas, maka penulis dapat
menjelaskan hal tersebut sebagai berikut :
a. Memberi
Angka
Memberi
angka artinya sebagai satu simbol dari hasil aktifitas anak didik. Dalam
memberi angka ini, semua anak didik mendapatkan hasil aktifitas yang
bervariasi. Pemberian angka kepada anak didik diharapkan dapat memberi dorongan
atau motivasi agar hasilnya dapat ditingkatkan lagi.
b. Hadiah
Hadiah
adalah suatu pemberian berupa kenang-kenangan kepada anak didik yang
berprestasi. Hadiah ini akan dapat menambah atau meningkatkan semangat
(motivasi) belajar siswa karena akan dianggap sebagai suatu penghargaan yang
sangat berharga bagi siswa.
c. Pujian
Memberikan
pujian terhadap hasil kerja anak didik adalah sesuatu yang diharapkan oleh
setiap individu. Adanya pujian berarti adanya suatu perhatian yang diberikan
kepada siswa, sehingga semangat bersaing siswa untuk belajar akan tinggi.
d. Gerakan
Tubuh
Gerakan
tubuh artinya mimik, parah, wajah, gerakan tangan, gerakan kepala, yang membuat
suatu perhatian terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru. Gerakan
tubuh saat memberikan suatu respon dari siswa artinya siswa didalam menyimak
suatu materi pelajaran lebih mudah dan gampang.
e. Memberi
Tugas
Tugas
merupakan suatu pekerjaan yang menuntut untuk segera diselesaikan. Pemberian
tugas kepada siswa akan memberikan suatu dorongan dan motivasi kepada anak
didik untuk memperhatikan segala isi pelajaran yang disampaikan.
f. Memberi
Ulangan
Ulangan
adalah strategi yang paling penting untuk menguji hasil
pengajaran dan juga memberikan motivasi belajar kepada siswa untuk
mengulangi pelajaran yang telah disampaikan dan diberikan oleh guru.
g. Mengetahui
Hasil
Rasa
ingin tahu siswa kepada sesuatu yang belum diketahui adalah suatu sifat yang
ada pada setiap manusia. Dalam hal ini siswa berhak mengetahui hasil pekerjaan
yang dilakukannya.
h. Hukuman
Dalam
proses belajar mengajar, memberikan sanksi kepada siswa yang melakukan
kesalahan adalah hal yang harus dilakukan untuk menarik dan meningkatkan
perhatian siswa. Misalnya memberikan pertanyaan kepada siswa yang bersangkutan.
B.
Pembelajaran
Kooperatif Model TGT
1.
Pengertian
Pembelajaran Kooperatif Model TGT
a. Pengertian
Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran
kooperatif adalah salah satu pembelajaran dengan cara peserta didik belajar dan
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil serta kolaboratif yang anggotanya terdiri
dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
Dalam pembelajaran kooperatif akan tercapai sebuah interaksi yang lebih luas,
yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan anatara guru dengan peserta
didik, peserta didik dengan peserta didik, dan peserta didik dengan guru.
b. Pengertian
Model TGT
Model
TGT dikembangkan pertama kali oleh David De Vries dan Keith Edward. Model ini
merupakan suatu pendekatan kerja sama antar kelompok dengan mengembangkan kerja
sama antar personal.
Model
TGT adalah salah satu pembelajaran kooperatif yang menempatkan peserta didik
dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang peserta
didik yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda.
Dalam
pembelajaran kooperatif model TGT ini peserta didik sebelumnya telah belajar
secara individual, untuk selanjutnya belajar kembali dalam kelompok
masing-masing. Kemudian mengadakan turnamen atau perlombaan dengan anggota
kelompok lainnya sesuai dengan tingkat kemampuannya.
2.
Langkah-Langkah
Model TGT
Secara
umum ada 5 komponen utama dalam penerapan model TGT, yaitu :
1. Penyajian
Kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam
penyajian kelas atau sering juga disebut dengan presentasi kelas. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran, pokok materi dan penjelasan singkat tentang
LKS yang dibagikan kepada kelompok. Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan
pengajaran langsung atau dengan ceramah yang dipimpin oleh guru.
Pada saat penyajian kelas ini peserta didik harus
benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena
akan membantu peserta didik bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan
pada saat game atau permainan karena skor game atau permainan akan menentukan
skor kelompok.
2. Belajar
Kelompok
Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok
berdasarkan kriteria kemampuan peserta didik dari ulangan harian sebelumnya,
jenis kelamain, etnik dan ras. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami
materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota
kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat permainan. Setelah guru
memberikan penyajian kelas, kelompok bertugas untuk mempelajari lembar kerja.
Dalam belajar kelompok ini kegiatan peserta didik adalah mendiskusikan
masalah-masalah, membandingkan jawaban, memeriksa, dan memperbaiki
kesalahan-kesalahan konsep temannya jika teman satu kelompok melakukan
kesalahan.
3. Permainan
Game atau permainan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
yang relevan dengan materi, dan dirancang untuk menguji pengetahuan yang
didapat peserta didik dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan
game atau permainan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Game
atau permainan ini dimainkan pada meja turnamen atau lomba oleh 3 orang peserta
didik yang mewakili tim atau kelompoknya masing-masing. Peserta didik memilih
kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu.
Peserta didik yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini
yang nantinya dikumpulkan peserta didik untuk turnamen atau lomba mingguan.
4. Pertandingan
atau Lomba
Turnamen adalah
struktur belajar, dimana game atau permainan terjadi. Biasanya turnamen atau
lomba dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan
presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja peserta didik.
Turnamen atau lomba pertama guru membagi peserta didik ke dalam beberapa meja
turnamen atau lomba. Tiga peserta didik tertinggi prestasinya dikelompokkan
pada meja I, tiga peserta didik selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
5. Penghargaan
Kelompok
Setelah turnamen atau lomba berakhir, guru kemudian
mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing tim atau kelompok akan mendapat
sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang telah
ditentukan. Tim atau kelompok mendapat julukan “Super Team” jika
rata-rata skor 50 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai
50-40 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 40 kebawah. Hal ini dapat
menyenangkan para peserta didik atas prestasi yang telah mereka buat.
3.
Kelebihan
Model TGT
Kelebihan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut:
1.
Model TGT tidak hanya membuat peserta didik yang
cerdas lebih menonjol dalam pembelajaran, tetapi peserta didik yang
berkemampuan akademi lebih rendah juga ikut aktif dan mempunyai peranan yang
penting dalam kelompoknya.
2.
Dengan model pembelajaran ini, akan menumbuhkan rasa
kebersamaan dan saling menghargai sesama anggota kelompoknya.
3.
Dalam model pembelajaran ini, membuat peserta didik
lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Karena dalam pembelajaran ini, guru
menjanjikan sebuah penghargaan pada peserta didik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar