Media Pembelajaran Aqidah Akhlaq
MI
Di Ajukan Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah
“Pembelajaran Akhlaq MI”
Dosen
Pembimbing :
![]() |
Oleh :
1. Faruq
Syauqi (2013052600)
2. Riski
Annur Ifnajaya (2013052600)
3. Fitri
Ika Andriyani (201305260049)
FAKULTAS AGAMA ISLAM
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
UNIVERSITAS SUNAN GIRI
SURABAYA
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut asma Allah yang
maha pengasih lagi maha penyayang, Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.
Alhamdulillah berkat rahmat, taufiq, hidayah, serta inayahnya kami dapat menyelesaikan
Makalah yang berjudul “Media Pembelajaran Aqidah
Akhlaq MI”.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah abadikan kepada baginda
besar Nabi Muhammad SAW, karena dengan perjuangan beliau kita bisa merasakan
indahnya dunia, hidup dalam naunga
Kepada pembaca yang budiman, jika
terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam makalah ini, kami pribadi meminta maaf ,
karna kami masih dalam tahap belajar, tak lupa kami mengucapkan terimahkasih kepada semua pembacan islam
serta agama paling di ridhoi oleh Allah SWT.
Selanjutnya,
kritik serta saran dari pembaca sangat kami harapkan.
Sidoarjo, 9 April 2015
Penulis
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
...........................................................................................................
1.1 Latar Belakang 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2
Rumusam Masalah....................................................................... 2
1.3
Tujuan Penulisan.......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
2.1 Pengertian Media Pembelajaran................................................... 3
2.2 Jenis Media Pembelajaran............................................................ 4
2.3 Fungsi Media Pembelajaran......................................................... 9
2.4
Kriteria dan Sumber Belajar........................................................ 11
2.5
Langkah-Langkah Penyiapan Media Aqidah Akhlaq MI........... 12
2.6
Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran........................ 14
BAB III PENUTUP........................................................................................ 16
3.1
Simpulan...................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pembelajaran adalah suatu kegiatan
yang bernilai edukatif. Nilai
edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai
edukatif dikarenakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk
mencapai tujuan
tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar
melakukan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya
guna kepentingan pengajaran.
Harapan yang tidak pernah sirna dan
selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat
dikuasai anak didik secara tuntas.
Ini merupakan masalah yang cukup sulit
yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya
sebagai individu dengan segala
keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar
belakang yang berbeda. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didik
satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis.
Ketiga aspek tersebut diakui
sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik disekolah. Hal itu pula yang
menjadikan berat tugas guru dalam mengelola
kelas dengan baik. Keluhan-keluhan guru sering terlontar hanya karena masalah
sukarnya mengelola kelas. Akibat kegagalan guru mengelola kelas tujan pengajaran pun
sukar untuk dicapai. Hal ini kiranya tidak perlu terjadi, karena usaha yang dapat
dilakukan masih
terbuka lebar. Salah satu caranya adalah dengan meminimalkan jumlah anak didik di
kelas. Mengaplikasikan beberapa
prinsip pengelolahan
kelas. Kelas adalah
upaya lain yang tidak bisa diabaikkan begitu saja. Pendekatan terpilih mutlak
dilakukan guna mendukung pengelolaan kelas. Disamping itu juga, perlu
memanfatkan beberapa media pendidikan yang telah ada dan mengupayakan pengadaan
media pendidikan baru demi terwujudnya tujuan bersama.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1) Apa
pengertian media pembelajaran ?
2) Apa jenis media pembelajaran ?
3) Apa fungsi media pembelajaran ?
4) Apa kriteria pemilihan dan sumber belajar ?
5) Apa langkah-langkah penyiapan media aqidah akhlaq di MI ?
6) Apa kelebihan dan kekurangan media pembelajaran ?
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan
Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1)
Untuk mengetahui pengertian media
pembelajaran.
2)
Untuk mengetahui jenis media pembelajaran.
3) Untuk mengetahui fungsi
media pembelajaran.
4) Untuk mengetahui kriteria pemilihan dan sumber belajar.
5) Untuk mengetahui langkah-langkah penyiapan media aqidah akhlaq
di MI.
6) Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan media pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa
Latin “medio”. Dalam bahasa Latin,
media dimaknai sebagai antara. Media merupakan bentuk jamak dari medium, yang
secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Secara khusus, kata tersebut
dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi
dari satu sumber kepada penerima.
Dikaitkan dengan pembelajaran,
media dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran
untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik
sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran. Satu
hal yang perlu diingat bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila
penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Secanggih apa pun media tersebut, tidak dapat dikatakan menunjang
pembelajaran apabila keberadaannya menyimpang dari isi dan tujuan
pembelajarannya.
Latuheru (1988:14), menyatakan
bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi
edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya
guna.
Berdasarkan definisi tersebut,
media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam memudahkan siswa
mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus dapat
menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang
kegiatan belajar siswa.
2.2 Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran banyak jenis dan
macamnya. Dari yang paling
sederhana dan murah hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat
oleh guru sendiri dan ada yang diproduksi pabrik. Ada yang sudah tersedia di
lingkungan untuk langsung dimanfaatkan dan ada yang sengaja dirancang.
Berbagai sudut pandang untuk menggolongkan
jenis-jenis media :
Rudy Bretz (1971) menggolongkan media berdasarkan
tiga unsur pokok (suara, visual dan gerak):
1. Media audio
2. Media cetak
3. Media visual diam
4. Media visual gerak
5. Media audio semi
gerak
6. Media visual semi
gerak
7. Media audio visual
diam
8. Media audio visual
gerak
Anderson (1976) menggolongkan
menjadi 10 media :
1.
Audio : Kaset
audio, siaran radio, CD, telepon.
2.
Cetak :
Buku pelajaran, modul, brosur, gambar.
3.
Audio cetak : Kaset audio yang
dilengkapi bahan tertulis.
4.
Proyeksi visual
diam : Overhead transparansi
(OHT), film bingkai slide.
5.
Proyeksi audio
visual diam : Film bingkai slide
bersuara.
6.
Visual gerak : Film bisu.
7.
Audio visual gerak : Film gerak bersuara, video/VCD,
televisi.
8.
Obyek fisik : Benda nyata, model,
spesimen.
9.
Manusia dan
lingkungan : Guru, pustakawan,
laboan.
10. Komputer :
CAI.
Schram (1985) menggolongkan media
berdasarkan kompleksnya suara, yaitu: media kompleks (film, TV, Video/VCD,) dan
media sederhana (slide, audio, transparansi, teks). Selain itu menggolongkan
media berdasarkan jangkauannya, yaitu media masal (liputannya luas dan serentak radio, televisi), media
kelompok (liputannya seluas ruangan kaset audio, video, OHP, slide, dll), media
individual (untuk perorangan buku
teks, telepon, CAI).
Henrich, dkk menggolongkan:
1. Media yang tidak
diproyeksikan
2. Media yang
diproyeksikan
3. Media audio
4. Media video
5. Media berbasis
komputer
6. Multi media kit.
Pada makalah ini, media akan
diklasifikasikan menjadi media visual, media audio, dan media audio-visual.
jenis media belajar, diantaranya:
1.
Media Visual
Contoh
: grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik.
2.
Media Audial
Contoh
: radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan
sejenisnya.
3.
Projected still media
Contoh
: slide over head projektor (OHP), LCD Proyektor.
4.
Projected motion media
Contoh
: film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), computer.
5.
Study Tour Media
Contoh : Pembelajaran langsung
ke obyek atau tempat studi
seperti Museum,
Candi, dll.
Sejalan dengan perkembangan IPTEK
penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial, projected still media
maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak
melalui satu alat saja yang disebut Multi Media. Contoh : dewasa ini penggunaan
komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua
jenis media yang bersifat interaktif.
Kriteria yang paling utama dalam
pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau
kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila tujuan atau kompetensi peserta
didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk
digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi
bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran
bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa
digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi
(komplementer), seperti: biaya, ketepatgunaan, keadaan peserta didik, ketersediaan, dan mutu teknis.
A. Media Visual
1. Media yang tidak
diproyeksikan
a.
Media realita
adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di rung kelas, tetapi
siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realita ini adalah
dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misalnya untuk mempelajari
keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ
tanaman.
b.
Model adalah benda
tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari
benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai
pengganti realia. Misal untuk mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan,
peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan.
c.
Media grafis tergolong
media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari
media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan
mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya
dilakukan melalui penjelasan verbal.
Jenis-jenis
media grafis adalah :
1.
Gambar atau foto paling umum
digunakan
2.
Sketsa: gambar
sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian pokok tanpa detail. Dengan
sketsa dapat menarik perhatian siswa, menghindarkan verbalisme, dan memperjelas
pesan.
3.
Diagram atau skema: gambar sederhana
yang menggunakan garis dan simbol untuk menggambarkan struktur dari obyek
tertentu secara garis besar. Misal untuk mempelajari organisasi kehidupan dari
sel samapai organisme.
4.
Bagan atau chart menyajikan ide atau
konsep yang sulit sehingga lebihmudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu
memberikan ringkasan butir-butir penting dari penyajian. Dalam bagan sering
dijumpai bentuk grafis lain, seperti: gambar, diagram, kartun, atau lambang
verbal.
5.
Grafik gambar sederhana yang
menggunakan garis, titik, simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan
data kuantitatif.
Misal untuk
mempelajari pertumbuhan.
2. Media proyeksi
a.
Transparansi OHP
merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang kelas
tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus
membelakangi siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak
(Overhead transparancy / OHT) dan perangkat keras (Overhead projector / OHP).
Teknik pembuatan media transparansi, yaitu:
1. Mengambil
dari bahan cetak dengan teknik tertentu
2.
Membuat sendiri secara
manual
b.
Film bingkai / slide
adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2X2
inci. Dalam satu paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah satu sama
lain. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas
visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah beaya
produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan
dibutuhkan proyektor slide.
B. Media Audio
1.
Radio
Radio merupakan perlengkapan
elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan
aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan
baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat digunakan sebagai
media pembelajaran yang cukup efektif.
2.
Kaset-audio
Yang dibahas disini khusus kaset
audio yang sering digunakan di sekolah. Keuntungannya adalah merupakan media
yang ekonomis karena biayapengadaan dan perawatan murah.
C. Media Audio
Visual
1. Media Video
Merupakan salah satu jenis media
audio visual, selain film. Yang banyak dikembangkan untuk keperluan
pembelajaran, biasa dikemas dalam bentuk VCD.
2. Media Computer
Media ini memiliki semua kelebihan
yang dimiliki oleh media lain. Selain mampu menampilkan teks, gerak, suara dan
gambar, komputer juga dapat digunakan secara interaktif, bukan hanya searah.
Bahkan komputer yang disambung dengan internet dapat memberikan keleluasaan
belajar menembus ruang dan waktu serta menyediakan sumber belajar yang hampir
tanpa batas.
2.3 Fungsi Media Pembelajaran
Media Pembelajaran Seperti
yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa pengetahuan akan semakin abstrak jika
hanya disampaikan melalui bahasa verbal. Hal tersebut akan memungkikan
terjadinya verbalisme, yakni siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa
mengetahui dan mengerti makna yang dimiliki kata tersebut. Selain itu,
penyampaian informasi yang hanya melalui bahasa verbal, akan menurunkan gairah
siswa dalam menangkap pesan pada saat proses pembelajaran. Padahal untuk
memahami sesuatu idealnya memerlukan pengalaman langsung yang melibatkan fisik
maupun psikis siswa
Pada kenyataannya, memberikan
pengalaman langsung pada siswa bukanlah sesuatu yang mudah, karena tidak semua
pengalaman dapat langsung dipelajari oleh siswa. Misalnya jika ingin
menerangkan kondisi di permukaan bulan, maka tidak mungkin pengalaman tersebut
didapat langsung oleh siswa. Oleh karenanya di sini media pembelajaran berperan
sangat penting dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Guru dapat menggunakan
TV, film, atau gambar dalam memberikan informasi pada siswa. Dengan media
pembelajaran hal yang bersifat abstrak bisa menjadi lebih konkret.
Secara umum media memiliki beberapa
fungsi, diantaranya:
1. Dapat
mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para siswa. Pengalaman
tiap siswa berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan
pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan berwisata, dan
sebagainya. Hal tersebut bisa diatasi dengan media pembelajaran. Jika siswa
tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang
dibawa ke siswa.
2. Dapat
melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara
langsung di dalam kelas oleh para siswa tentang suatu obyek, yang
disebabkan, karena:
(a) obyek
terlalu besar;
(b) obyek
terlalu kecil;
(c) obyek yang
bergerak terlalu lambat;
(d) obyek
yang bergerak terlalu cepat;
(e) obyek
yang terlalu kompleks;
(f)
obyek yang bunyinya
terlalu halus;
3.
Memungkinkan adanya
interaksi langsung antara siswa dengan lingkungannya.
4.
Menghasilkan
keseragaman pengamatan.
5.
Menanamkan konsep dasar
yang benar, konkrit, dan realistis.
6.
Membangkitkan keinginan
dan minat baru.
7.
Membangkitkan motivasi
dan merangsang anak untuk belajar.
8. Memberikan
pengalaman yang menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak.
2.4 Kriteria Pemilihan dan Sumber Belajar
Kriteria yang paling utama dalam
pemilihan media adalah bahwa media adalah harus dengan tujuan pembelajaran atau
kompetensi yang ingin dicapai. Misalnya bila tujuan atau kompetensi siswa
bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk
digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi
bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan.
Kalau tujuan pembelajaran bersifat
motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Selain
pertimbangan tersebut Sanjaya (2008) mengungkapkan sejumlah pertimbangan lain
yang dapat kita gunakan dalam memilih media pembelajaran yang tepat, yakni
dengan menggunakan kata ACTION (Access, Cost, Technology, Interactivity,
Organization, Novelty).
1.
Access, artinya bahwa kemudahan
akses menjadi pertimbangan pertama dalam pemilihan media. Apakah media yang
diperlukan itu tersedia, mudah dan dapat dimanfaatkan? Akses juga
menyangkut aspek kebijakan, apakah media tersebut diijinkan untuk digunakan?
2.
Cost, hal ini
menyangkut pertimbangan biaya. Biaya yang dikeluarkan
untuk penggunaan suatu media harus seimbang dengan manfaatnya.
untuk penggunaan suatu media harus seimbang dengan manfaatnya.
3.
Technology, dalam
pemilihan media perlu juga dipertimbangkan
ketersediaan teknologiya dan kemudahan dalam penggunaannnya.
ketersediaan teknologiya dan kemudahan dalam penggunaannnya.
4.
Interactivity, media
yang baik adalah media yang mampu menghadirkan
komunikasi dua arah atau interaktifitas.
komunikasi dua arah atau interaktifitas.
5.
Organization,
menyangkut pertimbangan dukungan organisasi atau
lembaga dan bagaimana pengorganisasiannya.
lembaga dan bagaimana pengorganisasiannya.
6.
Novelty, menyangkut
pertimbangan aspek kebaruan dari media yang
dipilih. Media yang lebih baru biasanya lebih menarik dan lebih baik.
Kriteria diatas mungkin juga berlaku untuk mempertimbangkan pemilihan sumber belajar. Sudrajat (2008) lebih lanjut mengemukakan lima kriteria dalam pemilihan sumber belajar, yaitu:
dipilih. Media yang lebih baru biasanya lebih menarik dan lebih baik.
Kriteria diatas mungkin juga berlaku untuk mempertimbangkan pemilihan sumber belajar. Sudrajat (2008) lebih lanjut mengemukakan lima kriteria dalam pemilihan sumber belajar, yaitu:
a.
Ekonomis, sumber
belajar yang digunakan tidak harus terpatok pada harga yang mahal.
b.
Praktis, sumber belajar
yang dipilih tidak memerlukan pengelolaan yangrumit, sulit dan langka.
c.
Mudah, sumber belajar
harus dekat dan tersedia di sekitar lingkungan kita.
d.
Fleksibel, artinya
sumber belajar dapat dimanfaatkan untuk berbagai
tujuan instruksional.
tujuan instruksional.
e.
Sesuai dengan tujuan,
sumber belajar harus dapat mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar,
dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.
2.5 Langkah-Langkah Penyiapan Media Aqidah Akhlaq di
Madrasah Ibtidaiyah
Jenis-jenis media pembelajaran yang
cocok digunakan pada pembelajaran aqidah di Madrasah Ibtidaiyah menurut penulis adalah
media cetak seperti buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, kartun, komik gambar, media audio seperti CD,
tape recorder kaset, media audio visual seperti film, video, televisi,
komputer. Permainan (game), manusia dan lingkungan. Agar penggunaan lingkungan
sebagai sumber belajar berhasil dengan baik, perlu dilakukan langkah-langkah: perencanaan,
pelaksanaan, dan tindak lanjut. Dalam langkah-langkah tersebut, guru dan siswa
terlibat aktif sehingga kegiatan pemanfaatan lingkungan tersebut menjadi
tanggung jawab bersama.
Media mana yang akan digunakan
tergantung kepada tujuan yang ingin dicapai, sifat bahan ajar, ketersediaan
media tersebut, dan juga kemampuan guru dalam menggunakannya. Kriteria yang
paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila tujuan atau
kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio
yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat
memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Jika tujuan pembelajaran
bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa
digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi
(komplementer), seperti: biaya, ketepatgunaan
keadaan peserta didik ketersediaan dan mutu teknis.
Langkah- langkah penyiapan media
pembelajaran aqidah di MI adalah sebagai berikut :
a.
Pemilihan media harus
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapaivPemilihan
media harus disesuaikan dengan biaya yang sesuai dengan kondisi keuangan
sekolah.
b.
Pemilihan media harus
sesuai dengan ketepatgunaan (dalam penggunaan media harus efektif dan efisien.
c.
Pemilihan media harus
disesuikan dengan keadaan peserta didik (arakteristik siswa) menarik perhatian,
adanya penonjolan/penekanan (misalnya dengan warna), direncanakan dengan baik,
serta memungkinkan siswa lebih aktif belajar.
d.
Pemilihan media harus
sesuai dengan media yang tersedia disekolah atau guru bisa membawa langsung
media yang dimiliki dan guru mampu menggunakan media tersebut.
e.
penggunaan media
memerlukan langkah langkah seperti perencanaan (pemilihan media yang sesuai),
pelaksanaan (pemakaian media), tindak lanjut (setelah melaksanakan media
tersebut apa pengaruhnya terhadap perilaku siswa).
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran
Meskipun dalam penggunaannya
jenis-jenis teknologi dan media sangat dibutuhkan guru dan siswa dalam membantu
kegiatan pembelajaran, namun secara umum terdapat beberapa
kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya. Diantara kelebihan atau kegunaan
media pembelajaran yaitu:
1.
Memperjelas penyajian
pesanagar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk
kata-kata, tertulis atau lisan belaka).
2. Mengatasi
perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:
a.
Objek yang terlalu
besar digantikan dengan realitas, gambar, filmbingkai, film atau model.
b.
Obyek yang kecil dibantu
dengan proyektor micro, film bingkai, film atau gambar.
c.
Gerak yang terlalu
lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame lapse atau high speed
photografi.
d.
Kejadian atau peristiwa
yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai,
foto maupun secara verbal.
e.
Obyek yang terlalu
kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dll.
f. Konsep
yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dll) dapat di visualkan
dalam bentukfilm,film bingkai, gambar, dll.
3. Dengan
menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi sifat pasif anak didik
dapat diatasi. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:
a. Menimbulkan
kegairahan belajar.
b. Memungkinkan
interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.
c. Memungkinkan
anak didik belajar sendiri-sendiri sesuai kemampuan dan minat masing-masing.
4. Dengan
sifat yang unik pada tiapsiswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman
yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk
setiap siswa, maka
guru akan mengalami kesulitan. Semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila
latar belakang guru dan siswa juga berbeda. Masalah ini juga bisa diatasi dengan
media yang berbeda dengan kemampuan
dalam :
a.Memberikan perangsang yang sama
b.Mempersamakan pengalaman
c.Menimbulkan persepsi yang sama.
Ada beberapa kelemahan sehubungan
dengan gerakan pengajaran visual anatar lain terlalu menekankan bahan-bahan
visualnya sendiri dengan tidak menghirukan kegiatan-kegiatan lain yang
berhubungan dengan desain, pengembangan, produksi, evaluasi, dan
pengelolaan bahan-bahan visual. Disamping itu juga bahan visual dipandang
sebagai alat bantu semata bagi guru dalam proses pembelajaran sehingga
keterpaduan antara bahan pelajaran dan alat bantu tersebut diabaikan.
Kelemahan audio visual:terlalu menekankan pada penguasaan materi dari pada proses pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual sebagai alat Bantu guru dalam proses pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Media pembelajaran secara umum
adalah segala alat pengajaran yang digunakan untuk untuk membantu guru dalam
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dalam proses belajar mengajar
sehingga memudahkan pencapaian tujuan tujuan pembelajaran yang sudah
dirumuskan.
Media pembelajaran di sekolah
digunakan dengan tujuan antara lain sebagai berikut :
a.
Memberikan kemudahan
kepada peserta didik untuk lebih memahami konsep, prinsip, dan ketrampilan
tertentu dengan menggunakan media yang paling tepat menurut sifat bahan
ajar.
b.
Memberikan pengalaman
belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat
dan motivasi peserta didik untuk belajar.
c.
Menumbuhkan sikap dan
ketrampilan tertentu dalam teknologi karena peserta didik tertarik
untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu.
d.
Menciptakan situasi
belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.
e.
Memperjelas informasi
atau pesan pembelajaran.
f.
Meningkatkan kualitas
belajar mengajar.
Dalam menggunakan media
pembelajaran yang di kelas seorang guru harus memahami dengan baik
prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran :
a. Memilih
media harus berdasarkan tujuan pengajaran yang akan disampaikan.
b. Memilih
media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik.
c. Memilih
media harus disesuaikan dengan kemampuan guru baik dalam
pengadaannya maupun penggunaannya.
pengadaannya maupun penggunaannya.
d.
Memilih media harus
disesuaikan dengan waktu , tempat, dan situasi yang tepat.Memilih media
harus memahami kerakteristik dari media itu.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Arsad. Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2008.
Harjanto.Perencanaan Pengajaran, Bandung: Sinar
Baru, 1997.
Jamah Bahri. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT
Rineka, 2006.
Sudjana Nanna. Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar
Baru, 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar