Selasa, 14 Juni 2016

Ketika Cinta Berlabuh

Sebuah bangunan mulai terlihat berdiri kokoh di ujung sana. Bercat coklat senada dengan kombinasi warna putih tulang yang membuat bangunan tampak semakin indah dan megah. Bunga mawar beterbaran menghiasi pekarangan, kicauan burung sayup-sayup terdengar apik. Selain itu terlihat pohon cemara yang berbaris bak pasukan perang yang berjalan. Menambah apik suasa ketika memandang. Dedaunan kering mulai bergoyang kesana kemari mengikuti usapan sapu lidi yang digoyangkan bapak bapak berbaju putih yang sedang asyik menyapu. Canda tawa terlihat nyata di depan mata. Terlihat sastriwati sedang asyik belajar di depan kamar, bermain, bergurau dengan temannya. Tiada rasa sedih di dalam diri mereka. Sangat berbeda dengan hatiku saat ini. Tanpa aku sadari aku mulai menggerakkan kakiku selangkah demi selangkah. Kini ku berada di sebuah Ruang tunggu Santri putri PP Al-Lathifiyyah. Tiba-tiba terlihat seorang perempuan yang sedang mendekati ibuku.

RINA DURINA

Hiruk-pikuk keramaian ibu kota sama saja seperti biasanya, dikelilingi macet bak gerombolan semut-semut berparade. Terik matahari mengguyur sepanjang perjalanan. Terlihat penumpang sedang asyik dengan kegiatannya. Ada yang duduk sambil melihat keramaian kota, mengobrol dengan teman yang duduk di sampingnya, ada juga yang sedang tertidur lelap bersandar di punggung kursi yang mereka duduki, mungkin mereka merasa lelah setelah melakukan berbagai aktifitas yang mereka lakukan seharian. Tanpa kusadari butiran keringat mulai mengalir di tubuh. Tiba-tiba terdengar bisik-bisik alunan musik yang mendayu-dayu mengiringi perjalanan gue bersama Icha sahabat karib gue.  “selamat pagi semua, salam sejahtera saya ucapakan untuk para penumpang Kopaja. Saya disini akan menyanyikan sebuah lagu untuk para penumpang semuanya” . “ujar pengamen di dalam bus”
Cing cing cing .. “gesekan suara gitar”
“Untukmu yang disana, dengarkanlah laguku dalam kesunyian malam, ku ingin bernyanyi, dari lubuk hatiku ku yakin kau cinta suciku, rasa rindu dihatiku hanyalah untukmu”..
suara pengamen sambil mengakhiri dendangan lagu yang ia nyanyikan” Para penumpang sekalian terimakasih atas perhatian anda. Semoga anda selamat sampai tujuan”.
Terminal Terminal ... “Teriakan dari pak kondektur mengiringi pintu gerbang terminal jagorawi”.
......................................................................................................................................................................................................................